Rendy dan Helen adalah sepasang suami istri pengantin baru. Mereka baru saja menikah 3 bulan lalu. Walaupun usia pernikahan mereka terhitung masih baru tapi Rendy ingin segera mendapatkan momongan. Setelah mereka menikah, Rendy dan Helen sangat giat bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Setiap hari mereka berangkat ke kebun karet untuk menyadap karet. Pulang dari kebun karet mengurus sawah dan kebun naga yang diberikan orang tuanya.
Pada suatu hari ketika sedang menyadap karet, Rendy menemukan anak monyet di bawah pohon karet. Karena merasa iba melihat anak monyet ini Rendy mencoba mencari induk monyet di sekitar kebun karetnya. Tapi setelah mencari kesana kemari Rendy tidak berhasil menemukan induk monyet tersebut. Akhirnya Rendy dan Helen memutuskan untuk membawa pulang dan merawat anak monyet itu.
Rendy sangat sayang dengan anak monyet itu. Apalagi sampai saat ini istrinya Helen belum juga mengandung. Rendy jadi melampiaskan rasa sayangnya pada anak monyet itu. Setiap hari monyet itu dimandikan dan diberi makanan buah-buahan segar. Monyet itu diberi nama Si Togog. Si Togog pertumbuhan badannya sangat cepat. Baru beberapa bulan saja monyet itu sudah besar badannya. Si Togog rupanya monyet yang pandai berterima kasih kepada tuannya. Ia sering membantu tuannya sekedar mengambilkan sesuatu yang diminta oleh tuannya. Mungkin karena Si Togog dipelihara sejak kecil ia mengerti bahasa tuannya.
Siang itu Rendy ingin tidur siang di bale bengong atau jineng yang ada di samping rumahnya. Sengaja Rendy tidur di luar rumah karena cuaca sangat panas. Pada saat udara sangat panas ini banyak lalat yang datang sehingga Rendy merasa sangat terganggu tidurnya. Akhirnya Rendy memamnggil Si Togog dan memintanya agar menghalau lalat lalat itu agar Rendy bisa tidur dengan nyaman.
Si Togog sangat patuh dengan perintah tuannya dengan setia monyet itu menunggui tuannya dan mengahalau lalat lalat yang datang. Tapi lalat lalat itu sangat bandel, hinggap berpindah-pindah. Kadang menclok di tangan, kaki, perut, pipi dan wajah Rendy. Si Togog lama-lama kesal juga karena lalat lalat itu tidak mau pergi. Sampai pada suatu ketika ada seekor lalat hijau yang cukup besar datang dan hinggap di pipi Rendy. Si Togog mengusirnya dengan cara mengibaskan tangannya. Tapi bukannya pergi lalat itu malah pindah menclok dihidungnya Rendy. Si Togog sangat marah melihat tingkah lalat hijau itu. Si Togog mengambil sepotong kayu bermaksud untuk mengusirnya. Tapi lalat itu tidak juga pergi hanya pindah pindah tempat disekitar tubuh Rendy. Si Togog tidak dapat menahan amarahnya lagi. Si Togog ingin membunuh lalat hijau itu agar tidak mengganggu tidur tuannya. Ketika lalat itu hinggap dihidungnya Rendy, Si Togog menghampirinya dan memukul dengan sekuat tenaga. Tapi bukannya lalatnya kena dan mati malah hidungnya Rendy yang bonyok dipukul kayu itu, sementara lalatnya lolos dan terbang menjauh. Tinggallah Rendy yang terkaing kaing kesakitan karena hidungnya memar dihantam kayu. Lalu Helen mengantarkannya ke rumah sakit untuk mengobati hidungnya yang babak bunyak.
Pesan moral:
Niat baik bila keliru cara menyampaikan atau mengungkapkannya malah bisa membahayakan.
Share This :
0 comments