-->
BLANTERWISDOM101

Resleting Celana Rian Hilang

Monday, May 6, 2019

Pagi ini Tina sangat sibuk. Tina adalah seorang guru kelas 1 SD. Di sekolah Tina biasa dipanggil Buk Tin oleh murid-muridnya. Karena sebagai wali kelas 1 Buk Tin terlihat paling sibuk dibandingkan guru-guru yang lain yang mengajar di SDN Tulung Harapan. Buk Tin yang bertanggung jawab menerima murid baru pada tahun ajaran yang baru ini. Penerimaan murid baru tahun ini lebih ketat dari tahun-tahun sebelumnya. Syarat utama agar bisa diterima di kelas 1 SD adalah harus sudah  berumur minimal 6 tahun terhitung tanggal 1 Juli dan sudah memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada kartu keluarga. Bila kedua syarat itu salah satunya tidak terpenuhi maka dipastikan anak tersebut datanya merah (invalid) di dapodik yang berimbas SD tersebut tidak dapat sinkronisasi data Dapodiknya. Akibatnya semua data tidak dapat dikirim ke pusat dan dana bos reguler serta tunjangan guru tidak dapat dicairkan. Kalau dana bos tidak dapat dicairkan semua kegiatan operasional sekolah terganggu termasuk guru honorer tidak akan mendapat gaji.

Untuk mencegah hal tersebut Buk Tina dengan dibantu guru-guru yang lainnya menseleksi data calon murid kelas 1 dengan teliti. Orang tua dan wali murid yang mendaftarkan anaknya diharuskan menyerahkan fotocopy Kartu Keluarga (KK) dan foto copy Akte Kelahiran calon murid baru agar data yang diperoleh benar-benar akurat.

Calon murid baru kelas 1 mendaftarkan dirinya dengan diantarkan oleh orang tuanya atau wali muridnya. Tampak diantara mereka Fitri Gajah mendaftarkan adiknya Putra Gajah. Ella mendaftarkan keponakannya Ariel. Mia mendaftarkan putrinya Cinta. Fitri mendaftarkan putranya Andre. Eni Jessica mendaftarkan adiknya Sonia. Niluh Riski mendaftarkan adiknya Arisne. Dewi mendaftarkan anaknya Indra. Putu darsane mendaftar adiknya Lasmini. Helen mendaftarkan putrinya Bella. Suwarme mendaftarkan putrinya Putri Diana. Riki mendaftarkan putranya Agus. Sanjaya mendaftarkan adiknya Anggie.  Yang paling lucu Ketut Pramudya yang baru kelas 5 mendaftarkan adiknya yang paling kecil  Rian, karena orang tuanya  Ardi dan Windi sedang sibuk nyadap dan nyetak di kebun karet. Maklum mereka nyadap seluas 4 hektar dan harus nimbang hari ini.  Terpaksa Rian didaftarkan sama kakaknya.

Agar proses pendaftaran berjalan lancar dan cepat masing-masing pendaftar menuju meja yang sudah disiapkan sedemikian rupa dan dilayani masing-masing  oleh Buk Tin, Buk Erna, Buk Risa, Pak Rendy, Pak Vijay dan Pak Sujane. Selain menyerahkan foto copy KK dan akte kelahiran mereka juga harus menjawab beberapa pertanyaan diantaranya penghasilan kedua orang tua calon murid baru yang nantinya data tersebut digunakan untuk seleksi layak tidaknya diajukan memperoleh Dana Program Indonesia Pintar (PIP).

Setelah proses pendaftaran murid baru seluruhnya selesai. Orang tua dan wali murid diperbolehkan pulang. Anak-anak kelas 1 diajak masuk ke kelas untuk berkenalan dengan guru dan berkenalan sesama anak kelas 1. Selanjutnya Buk Tin melakukan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS). setelah itu anak-anak kelas 1 boleh istirahat.

Setelah anak-anak cukup beristirahat, Buk Tin bermaksud masuk kelas dan memberikan pelajaran pertama kepada mereka yaitu pengenalan huruf dan angka. Pada saat berjalan menuju ke kelas. Buk Tin melihat salah seorang murid baru tersebut berdiri di bawah pohon  menangis sambil memegangi celananya. Buk Tin Menghampirinya dan bertanya.
Tin: "Siapa nama mu cah ganteng?"
Rian: "Nama saya, nama saya...  eng... Rian, buk"
Tin: "Sedang apa disini? kok sendirian?"
Rian: "Anu buk... eng... anu buk..."
Tin: "Rian jangan nangis ya... ayo bicaralah sama ibuk"
Rian: "Saya... saya... anu... buk..."
Tin: "Jangan takut, bicara saja sama ibuk.."
Rian: "Saya.. Saya mau pipis buk.."
Tin: "O... mau kencing. Ayo ibu antar ke WC"
Rian: "Tapi... Tapi... Tapi buk..."
Tin: "Sudahlah. Tidak apa-apa biar ibu antar"
Rian: "Tapi. Tidak bisa buk..."
Tin: "Tidak apa-apa. Nanti ibu bantu ya..."
Rian: "anu buk... selerekan celana saya hilang buk"
Tin: "Hahh... Apa???"
Rian: "Iya buk... Selerekan celana saya hilang"
Tin: "Kok bisa!!! Tidak mungkin resleting celana bisa hilang. Mana ibu lihat..."
Rian: "Ini  buk... gak ada 'kan..."
Tin: "Hahahaha....."
Rian: "Ibuk kok malah tertawa???"
Tin: "Resleting celana mu tidak hilang, Rian. Tapi kamu memakai celananya yang terbalik"
Rian: "O.... begitu ya buk"
Tin: "Memang siapa yang membantumu memakai celana ini?"
Rian: "Kakak saya Ketut. Tadi memang kami buru-buru berangkat ke sekolahnya. Karena bangun kesiangan"
Tin: "O.. Begitu ya... Sini ibu bantu.."
Rian: "Iya buk..."
Tin: "Lho... kok celana mu basah dan bau pesing????"
Rian: "Anu buk... Saya barusan pipis dicelana karena sudah tidak tahan...."
Tin: "Alamaaakkk...."

(Cerita dan Gambar:google)

Share This :
I Wayan Sutejo

Guru Pendidikan Agama Hindu Asal Palembang, Sumatera Selatan

0 comments