-->
BLANTERWISDOM101

Mengenal Rahasia Rudram

Wednesday, March 20, 2019

Sri Rudram - Namakam dan Chamakam
Kekuatan Sri Rudra Prasnah tak terlukiskan; Kemuliaannya tak terbayangkan. Himne ini adalah bagian dari Krishna Yajur Veda dan didedikasikan untuk Dewa Siwa yang merupakan salah satu trinitas suci. Namakam dan Chamakam bersama-sama menjadikan Veda ini sebuah inti dari Weda, sastras (kitab suci), ithihasas (legenda kuno) dan puranas lainnya terpancar. Tujuan Pembacaan harian nyanyian rohani ini dilakukan karena dapat menyucikan kita, membersihkan persepsi batin kita dan menyapu bersih apa yang perlu dilakukan agar cahaya terang yang luar biasa dari terang bersinar.

Namakam adalah seni memberi salam, memberi hormat atau
menghaturkan salam sembah sujud dan menyerukan dan mengumandangkan
puja dan puji kepada Tuhan Semesta alam, Penguasa Sejati yaitu Sri Rudra
– Siwa Mahadewa, sedangkan Chamakam adalah seni meminta atau
memohon, memohon karunia dan anugerah atau berkah. Dalam Chamakam
adalah doa kita kepada Sri Rudra, untuk menyediakan semua barang-barang
yang dibutuhkan umat manusia, “agar kesejaterahan dan kelangsungan
hidup(survival) umat manusia dapat berkesinambungan tanpa terputus”,
inilah sebenarnya pesan utama dalam mantram-mantram Chamakam. Di
samping itu, kebutuhan pribadi anda sendiri terpenuhi juga dengan karunia
Sri Rudra. Kita sebenarnya tidak tahu sama sekali apa yang kita butuhkan atau
perlukan, tetapi setelah membaca dan melantunkan Chamaka kita baru tahu
sesungguhnya apa pesan yang terkandung dalam Chamaka dan kita dengan
cepat mengetahui apa sebenarnya yang kita butuhkan dan perlukan. Walaupun
pengulangan kata “Cha Me” yang terus menerus dilantunkan, yang berarti
“Untukku, berilah Hamba, anugerahkanlah hamba,...harus dimengerti
bahwa Doa Permohonan ditujukan demi kepentingan dan kemajuan umat
manusia dan semua makhluk hidup dan sebenarnya bukan untuk kepentingan
pribadi ataupun pemenuhan kepuasan diri. Ada dikatakan, siapa saja yang ikut
berpartisipasi dalam chanting atau melantunkan atau mengumandangkan
Sri Rudram, manfaat atau karunia seperti yang terkandung maknanya dalam
mantram-mantram Sri Rudram tersebut, maka semua keinginannya akan
terpenuhi secara otomatis tanpa diminta.
Setelah ‘Rudram-Namakam’, ‘Rudram –Chamakam’ dilantunkan atau
dikidungkan oleh para pelantun atau pengidung Weda di India Selatan.
Versinya berasal dari kaaNDa ke-4, pra-paaThaka ke-7 dari kRiShNa yajurveda
taittiriiya samhitaa.
‘Chamakam’ dinamakam demikian karena pengulangan ucapan
kata-kata ‘Cha Me’ sebanyak 338 kali. Sebelumnya salah seorang penulis
mengutip pernyataan Bhagawan Sri Sathya Sai Baba yang menyatakan bahwa
Namakam mengajarkan Virakti(ketidakterikatan) atau apa yang harus ditolak
atau dibuang, sementara Chamakam mengajarkan Anurakti atau apa yang
diinginkan atau diharapkan. Kebanyakan dari kita, sesungguhnya tidak tahu
menahu apa yang kita minta atau mohon dari Tuhan. Bhagawan Sri Sathya
Sai Baba dengan penuh belas kasih suatu hari mengungkapkan Chamaka-
PrashnaH sampai mantra-draShTaa Agni-RiShi yang disampaikan kepada para
bakta sekalian.
Bayangkan anda berada di sebuah supermarket yang besar dengan
pramuniaganya Tuhan yang selalu tersenyum sambil menawarkan barangbarang
yang ada pada-Nya. Maka seperti biasanya kita mulai memilih dan
berkata: “Tolong yang ini dibungkus untuk saya, yang itu dibungkus untuk
saya, berikutnya yang ini juga, dan satu lagi yang sebelah sini...” dan kita akan
terus menambah daftar barang yang akan dibeli. Dalam bahasa Sansekerta
kata “Cha me” berarti “mengulang-ulang perintah di atas”. Di sini kata ‘Cha’
berarti ‘Dan’ sedangkan ‘Me’ artinya ‘untuk saya/hamba’. Kedua kata ini
berasal dari vibhakti atau aturan kedua dari tatabahasa Sansekerta. Sedangkan
menurut arti dari aturan vibhakti ke-6 dari tatabahasa Sansekerta ‘Cha me’
artinya ‘Sayalah’. Jadi kalau kita mengucapkan ‘SuuryaH cha me’ artinya adalah
‘Matahari itu juga saya!’, kemenunggalan manusia bersama-Nya.
Gita puja Doa yang ampuh, manjur, sakti dan bermahadaya ini dimaksudkan
untuk kepentingan banyak orang, khalayak ramai atau masyarakat luas, dan
segala sesuatu yang harus dilindungi dan disayangi di dunia ini termasuk
untuk mendapatkan puncak pengetahuan suci untuk merealisasi Moksha kebahagiaan abadi.
(Dikutip dari Majalah Wahana Dharma, Edisi No. 258, Oktober 2013)
Share This :
I Wayan Sutejo

Guru Pendidikan Agama Hindu Asal Palembang, Sumatera Selatan

0 comments