-->
BLANTERWISDOM101

Kecong Sang Pilot yang Masuk Surga

Monday, March 25, 2019



Surga adala sebuah kata yang sudah sering kita dengar. Berbagai deskripsi telah dipakai untuk menjelaskan tentang surga. Secara umum orang menganggap surga adalah tempat yang indah, yang didambakan banyak orang, yang dicita-citakan orang agar suatu saat kelak ia bisa jadi penghuni surga.  Orang rela melakukan sesuatu dan menghindari melakukan sesuatu demi ingin mencapai surga. Orang rela berbuat baik, berkorban harta,  bersedekah, rajin sembahyang atau berpuasa karena mendambakan surga. Orang juga rela menahan diri berpantang makan ini dan itu dan takut berbuat dosa juga karena mendambakan surga. Bahkan ada orang yang rela bunuh diri atau membunuh orang lain demi ingin memperoleh tiket ke surga yang diyakininya.

Lalu Apakah surga itu?
Ada beberapa pendapat yang dapat dikemukakan untuk menjawab pertanyaan tentang surga.

Orang yang beragama,  orang yang tidak beragama atau pun tidak percaya pada Tuhan dan orang percaya pada ilmu pengetahuan, masing-masing mempunyai pendapat sendiri-sendiri  mengenai surga.

Orang yang beragama mengatakan:  Surga, sorga, swarga atau kahyangan adalah suatu tempat di alam akhirat yang dipercaya oleh para penganut agama sebagai tempat berkumpulnya roh-roh manusia yang semasa hidup di dunia berbuat kebaikan sesuai dengan agamanya.

Orang yang tidak percaya agama mengatakan:  Surga itu tidak ada. Karena surga tidak dapat dibuktikan keberadaannya.  Misalnya berapa kilometer jaraknya dari bumi, tidak dapat dicapai dengan segala sarana transportasi yang moderen di dunia ini. Satelit yang canggih pun tidak dapat memotretnya. Tidak ada bukti nyata  yang dapat menjelaskan tentang surga.

Orang yang hanya percaya pada ilmu pengetahuan mengatakan:  Surga itu ada di dunia ini dan di dalam hati setiap manusia. Bila manusia bahagia dan senang  itulah surga. Surga semacam itu disebut surga dunia. Bila manusia tidak bahagia dan sedang kesusahan itulah neraka.
Berikut ini adalah cerita ketika roh orang yang sedang antri menuju surga:

(cerita ini hanya rekaan/fiktif  semata, kesamaan nama dan tempat hanya kebetulan saja dan tidak bermaksud menyinggung agama apapun)

Ada sebuah tempat yang disebut Tegal  Penangsaran yaitu tempat dimana roh-roh antri untuk diadili sesuai dengan perbuatannya masing-masing di dunia.  Ada empat sekawan yang juga turut antri untuk diadili oleh Sang Jogormanik (Asisten dari Dewa Yama). Mereka adalah  Gejer,  Mongkeg,  Bangsil, dan Kecong.

Sang  Jogormanik memanggil mereka satu persatu untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia.  Gejer mendapat giliran yang pertama.

Jogormanik:  “Sebutkan nama!”
Gejer:  “Nama saya Gejer”
Sang Jogormanik membuka   data  Gejer untuk mengecek  kebenaran ucapannya. Kalau dulu data disimpan pada sebuah lontar/ kitab, sekarang karena jaman sudah canggih mereka pun  ikut menyesuaikan dengan perkembangan jaman ikut menyimpan data pada computer.
Jogormanik:  “Pekerjaan?”
Gejer:  “Saya jadi pemangku”
Jogormanik:  “Apa saja yang sudah kamu lakukan?”
Gejer:  “Saya melaksanakan tugas saya sebagai pemangku yaitu nganteb atau muput upacara yadnya mulai upacara bayi dalam kandungan sampai upacara untuk orang meninggal sudah saya lakukan”
Jogormanik:  “Bagus…. Bagus…” 
Gejer sangat yakin ia akan di tempatkan di Surga.
Kemudian Sang Jogormanik mengecek data  Gejer di computer  lebih lanjut.
Jogormanik:  “Berdasarkan catatan di computer ini kamu tidak berhak masuk surga.  Karena dalam melaksanakan tugas sebagai pemangku kamu masih menginginkan sesari yang besar. Panjang pendeknya mantra kamu sesuaikan dengan sesari yang akan kamu terima.  Karena itu kamu saya hukum lahir lagi menjadi manusia selama 60 tahun.  Sekarang silahkan menunggu di sebelah sana untuk menunggu eksekusi”

Berikutnya adalah giliran Mongkeg.
Jogormanik:  “Sebutkan namamu!”.
Mongkeg:  “Nama saya Mongkeg”
Jogormanik:  “Pekerjaan mu apa?”
Mongkeg:  “Serati Banten”
Jogormanik:  “Apa yang biasanya kamu lakukan?”
Mongkeg:  “Tugas saya adalah membuat dan mempersiapkan banten pada upacara yadnya.  Segala banten sudah saya buat  mulai banten untuk  bayi dalam kandungan sampai banten  untuk orang meninggal”  Mongkeg yakin ia akan memperoleh surga.
Jogormanik:  “Berdasarkan catatan computer saya. Kamu harus dihukum lahir lagi menjadi manusia di dunia selama 55 tahun. Karena selama kamu menjadi serati banten kamu masih membeda-bedakan banten baru dan banten lama yang membuat bingung dan kisruh dalam masyarakat”

Giliran selanjutnya  adalah Bangsil.
Jogormanik:  “Sebutkan nama!”
Bangsil:  “Nama saya Bangsil, profesi guru agama”
Jogormanik:  “Kebaikan apa yang sudah kamu lakukan?”
Bangsil:  “Banyak sekali. Saya mengajarkan murid-murid  saya pelajaran agama. Mulai dari cara  berpuasa, berbuat baik, melaksanakan sembahyang pada piodalan dan hari-hari suci dam masih banyak lagi yang saya ajarkan. Karena itu saya harus dimasukkan ke surga”
Jogormanik:  “Oh… tidak bisa!!!  Setelah saya teliti catatan di computer. Kamu juga tidak bisa masuk surga. Karena selama kamu jadi guru, kamu ingin gaji yang tinggi, banyak libur, sering marah dengan murid dan yang paling parah kamu sering mengarang nilai. Karena kesalahan itu kamu saya hukum menjelma jadi manusia  di dunia selama 50 tahun”

Terakhir adalah giliran Kecong. Sebelum dipanggil ia sudah deg-degan. Karena semua temannya tidak bisa masuk surga.

Jogormanik:  “Siapa namamu?”
Kecong:  “saya Kecong”
Jogormanik:  “Apa pekerjaanmu?”
Kecong:  “Saya seorang pilot pesawat terbang”
Jogormanik:  “Apa saja tugasmu?”
Kecong:  “Tugas saya menerbangkan pesawat, mengantar penumpang keberbagai negara dan berbagai tujuan”
Jogormanik:  “kebaikan apa lagi yang kamu lakukan?”
Kecong:  “Tidak ada. Karena jadwal saya sangat padat dan menerbangkan pesawat resikonya sangat tinggi, jadi saya tidak sempat berbuat baik seperti teman-teman saya yang sudah dipanggil tadi. Bahkan mereka semua mati karena kelalaian saya pada saat menerbangkan pesawat”
Jogormanik:  “Baiklah…… berdasarkan catatan di computer.  Maka saya putuskan kamu berhak masuk surga”.
Kecong tentu saja terkejut mendengar keputusan Sang Jogormanik, tapi hatinya sangat senang dan segera berpamitan pada teman-temannya untuk menuju ke surga.

Mendengar keputusan Sang Jogormanik,  Gejer, Mongkeg dan Bangsil heran dan tidak terima. Mereka sepakat memprotes keputusan Sang Jogormanik yang merek  anggap sangat tidak adil itu.

Gejer:  “Bagaimana Sang Jogormanik ini? Masa Kecong yang sehari-harinya hanya menerbangkan pesawat dan tidak berbuat apa-apa dibidang keagamaan kok malah masuk Surga? Sementara saya sehari-hari mengucapkan mantra-mantra Weda dan ngeleneng kok tidak bisa masuk surga….”

Mongkeg:  “Saya juga protes..... sehari-hari membuat dan mempersiapkan banten untuk upacara di pura dan sanggah untuk memuja Tuhan juga tidak masuk surga…..”

Bangsil: “Apalagi saya….  setiap hari mulut saya berbusa-busa ngoceh agar murid saya menjadi orang yang baik di keluarga, masyarakat, dan negara. Saya mengajarkan murid saya taat berpuasa dan taat sembahyang memuja Tuhan setiap hari,  bahkan karena saya murid saya bisa jadi pemangku, serati banten, pilot dan berbagai profesi lainnya”

Jogormanik:  “Baiklah…. Akan saya jelaskan mengapa Si Kecong berhak masuk surga dibandingkan kalian semua. Si Gejer hanya muput  upacara pada saat-saat tertentu saja. Demikian juga Mongkeg hanya membuat dan mempersiapkan banten saat dibutuhkan saja.  Apalagi Si Bangsil saat mengajar tidak semua muridnya mau mendengarkan dan  melaksanakan apa yang sudah diajarkan. Artinya pahala yang sudah kalian kumpulkan belum cukup untuk membeli tiket surga”.
“ Sedangkan Si Kecong setiap dia membawa penumpang  yang jumlahnya ratusan itu tanpa disuruh langsung berdoa dengan khusuk  sesuai  dengan agamanya.  Termasuk kalian bertiga ini, sebelum terbang dan mati kalian juga sibuk berdoa. Pahalanya itulah yang mengantarkannya masuk surga”.
“Karena kalian sudah berani memprotes  hukuman yang sudah  saya jatuhkan.  Maka  saya putuskan menambah hukuman kalian masing-masing 5 tahun lagi”.
Gejer, Mongkeg dan Bangsil langsung pingsan……






Share This :
I Wayan Sutejo

Guru Pendidikan Agama Hindu Asal Palembang, Sumatera Selatan

1 comments